1.
Matahari
Sebagai Bintang
Matahari adalah bola raksasa yang
terbentuk dari gas hidrogen dan helium.[1]
Matahari termasuk bintang
berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya.[2][3][4]
Seluruh komponen tata surya termasuk 8 planet dan satelit
masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu
angkasa berputar mengelilingi Matahari. [5] Di
samping sebagai pusat peredaran, Matahari juga merupakan sumber energi untuk
kehidupan yang berkelanjutan.
Nicolaus Copernicus adalah orang pertama yang
mengemukakan teori bahwa Matahari adalah pusat peredaran tata surya pada abad
16.[7]
Teori ini kemudian dibuktikan oleh Galileo
Galilei dan pengamat angkasa lainnya.[7]
Teori yang kemudian dikenal dengan nama heliosentrisme
ini mematahkan teori geosentrisme (bumi sebagai pusat tata surya) yang
dikemukakan oleh Ptolemeus dan telah bertahan sejak abad ke dua sebelum
masehi.[8]
Konsep fusi
nuklir yang dikemukakan oleh Subrahmanyan Chandrasekhar dan Hans Bethe
pada tahun 1930
akhirnya dapat menjelaskan apa itu Matahari secara tepat.
Matahari berbentuk bola yang
berpijar dengan senyawa penyusun utama berupa gas hidrogen (74%) dan helium
(25%) terionisasi.[4] [9][5] Senyawa penyusun lainnya terdiri
dari besi, nikel,
silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium.[10] Cahaya Matahari berasal dari
hasil reaksi fusi hidrogen menjadi helium.[11]
Berdasarkan penghitungan menggunakan
Hukum Newton dengan melibatkan nilai
kecepatan orbit Bumi, jarak Matahari, dan gaya gravitasi, diperoleh massa Matahari
sebesar 1,989x1030 kilogram.[12][9] Angka tersebut sama dengan
333.000 kali massa Bumi. [9] Sementara itu, diameter Matahari
adalah 1.392.000 kilometer atau 865.000 mil, sama dengan 109 kali diameter
Bumi.[5] Sebagai perbandingan, sebanyak
1,3 juta planet seukuran Bumi dapat masuk ke dalam Matahari.[5] Oleh karena itu, Matahari menjadi
obyek terbesar di tata surya dengan massa mencapai 99,85% dari total massa tata
surya.[13]
Matahari merupakan bintang yang
paling dekat dengan Bumi, yaitu berjarak rata-rata 149.600.000 kilometer (92,96 juta mil).[4][14] Jarak Matahari ke Bumi ini
dikenal sebagai satuan astronomi
dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan) menjadi 150 juta km. [4][13]
Berdasarkan penghitungan dengan
metode analisis radioaktif,
diketahui bahwa batuan bulan, meteorit dan batuan Bumi tertua yang pernah
ditemukan berusia sekitar 4,6 miliar tahun.[15] Sementara itu, sampel batuan
Matahari belum pernah didapatkan sehingga penghitungan dilakukan secara matematika menggunakan model interior
Matahari.[16] Berdasarkan hasil penghitungan
matematika adalah Matahari diperkirakan berusia 5 ± 1,5 miliar tahun.[16] Namun, oleh karena tata surya
diketahui terbentuk sebagai satu kesatuan dalam waktu yang berdekatan maka kini
secara umum Matahari dianggap berusia 4,6 miliar tahun.[15][16] Matahari tergolong bintang tipe
G V, dengan ciri memiliki suhu permukaan sekitar 6.000 K dan umumnya bertahan
selama 10 miliar tahun.[11] Matahari diperkirakan berusia
sekitar 7 miliar tahun lagi, sebelum hidrogen di intinya habis.[5] Bila hal tersebut terjadi,
Matahari akan berekspansi menjadi bintang raksasa berwarna merah yang dingin
dan 'memakan' planet-planet kecil di sekitarnya (mungkin termasuk Bumi) sebelum
akhirnya kembali menjadi bintang kerdil berwarna putih kembali.[5]
Gaya gravitasi di Matahari sebanding
dengan 28 kali gravitasi di Bumi.[17] Secara teori hal tersebut
berarti bila seseorang memiliki berat 100 kg di Bumi maka bila berjalan di
permukaan Matahari beratnya akan terasa seperti 2.800 kg.[17] Gravitasi Matahari
memungkinkannya menarik semua komponen-komponen penyusunnya membentuk suatu
bentuk bola sempurna.[17] Gravitasi Matahari jugalah yang
menahan planet-planet yang mengelilinginya tetap berada pada orbit
masing-masing.[17] Pengaruh dari gravitasi Matahari
masih dapat terasa hingga jarak 2 tahun cahaya.[17]
Radiasi Matahari, lebih dikenal sebagai
cahaya Matahari, adalah campuran gelombang elektromagnetik yang terdiri dari gelombang inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet.[18] Semua gelombang elektromagnetik
ini bergerak dengan kecepatan sekitar 3,0 x 108 m/s.[18] Oleh karena itu radiasi atau
cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk sampai ke Bumi.[18] Matahari juga menghasilkan sinar gamma, namun frekuensinya semakin
kecil seiring dengan jaraknya meninggalkan inti.[18]
2.
Bumi Sebagai Planet
Bumi adalah planet ketiga dari
delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara
Bumi dengan matahari
adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (Inggris: Astronomical Unit). Kala rotasi bumi
adalah 23 jam 56 menit 4 detik. Sedangkan kala revolusinya adalah 365,25 hari.
Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer)
yang melindung permukaan Bumi dari angin surya,
sinar ultraviolet
dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti Bumi
hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer,
Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan
stratosfer
dan mesosfer
dan melindungi Bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan Bumi adalah antara
-70 °C hingga 55 °C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi
24 jam dan setahun di
Bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760
miliar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer
persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan
sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi
dipatok sebagai 1.
Bumi memiliki diameter
sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan
unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi
mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan.
70,8% permukaan Bumi diliputi air. Udara
Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen dan 1% uap air, karbondioksida
dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam Bumi yang
terdiri dari besi nikel beku setebal
1.370 kilometer dengan suhu
4.500 °C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair
setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer
membentuk 83% isi Bumi dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak Bumi
setebal kurang lebih 85 kilometer.
Kerak Bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5
kilometer. Kerak Bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui
pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa Bumi.
Titik tertinggi di permukaan Bumi adalah gunung
Everest setinggi 8.848 meter dan titik terdalam adalah palung
Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam
adalah Danau
Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia
dengan luas 394.299 km2.
Bumi adalah sebuah planet kebumian,
yang artinya terbuat dari batuan. Hal ini berbeda dibandingkan gas raksasa seperti Jupiter. Planet ini adalah
yang terbesar dari empat planet kebumian, baik dalam hal massa maupun ukuran.
Dari keempat planet
kebumian, Bumi juga memiliki kepadatan tertinggi, gravitasi permukaan terbesar,
medan
magnet terkuat dan rotasi paling cepat. Bumi juga merupakan satu-satunya
planet kebumian yang memiliki lempeng
tektonik yang aktif.
Bentuk
Putaran rotasi Bumi pada poros utara-selatan yang berakibat
terjadinya siang dan malam
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat
pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada
orientasi kutub-kutub
yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43
km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata
dari bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan
meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa
ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis.
Topografi lokal
sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala
global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari
584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang
lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal
deviasi terbesar pada permukaan Bumi adalah Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan
laut) dan Palung Mariana
(10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian Bumi
yang terletak paling jauh dari titik tengah Bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang
berasal dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi
ini. Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi
kedua tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti
yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai
bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya
bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata.
Bentukan-bentukan tersebut dikenal sebagai relief Bumi
Komposisi kimia
Massa Bumi kira-kira adalah 5,98×1024 kg.
Kandungan utamanya adalah besi (32,1%), oksigen
(30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel
(1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya
terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian
inti Bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel
(5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka.[10]
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar
47% kerak Bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di
kerak Bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin
adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%.
Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas
dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk silikat. Ini
adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan
perhitungan dari 1,672 analisis berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan
bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen
lainnya hanya terjadi dalam jumlah yang kecil.
3.
Proses yang Terjadi Pada Lapisan Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata
Yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat. Litosfer
berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara
harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan
kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya
akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan
silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian,
yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian)
dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer
Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel
Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi.
Litosfer ditopang oleh astenosfer,
yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari
mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya
terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang
relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan
astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer
terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan
terjadinya gerak benua
akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep
litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper
untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali
gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan
keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang
dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu
dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh
ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan
astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun
1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah
(astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat
dua tipe litosfer
·
Litosfer samudra, yang berhubungan
dengan kerak samudra
dan berada di dasar samdura
·
Litosfer benua, yang berhubungan
dengan kerak
benua
Litosfer
samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki
kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena
keberadaan lapisan
Mohorovicic
PROSES-PROSES
DI LITOSFER
1.
Pembentukan
Batuan
Batuan Beku DalamBatuan beku dalam terjadi dari
pembekuanmagma secara perlahan-lahan di dalamkulit bumi yang jauh dari
permukaan bumi.Batu ini berwarna putih sampai abu-abu(kadang-kadang jingga)
sehingga banyakdigunakan untuk menghias taman ataubangunan. Contoh batuan beku
dalamadalah batu granit.
Batuan Beku LuarBatuan beku luar terjadi
daripembekuan magma secara tiba-tiba dipermukaan bumi.Batuan beku luarseperti
ini disebut batu kaca atauobsidian.Ada juga batuan beku luar yangmengandung
rongga-rongga yang berisibanyak gas.Batuan seperti ini disebutbatu apung atau
batu timbul. Contohyang lain adalah batu basal. Batu ba salterbentuk dari
pendinginan magma yanggasnya telah menguap, terdiri ataskristal-kristal yang
sangat kecil,berwarna hijau keabu-abuan, danberlubang-lubang.
Batuan Beku KorokPembekuan yang terjadi di bagian
dalam bumi berjalanlambat.Oleh karena itu, terjadilah pendinginan cairanmagma
di sela-sela saluran magma.Pendinginan cairanmagma itu menyebabkan terbentuknya
batuan.Batuanseperti itu disebut batuan korok. Contoh batuan beku korokadalah
granit posfer dan diorit.Pembekuan yang terjadi di bagian dalam bumi
berjalanlambat.Oleh karena itu, terjadilah pendinginan cairanmagma di sela-sela
saluran magma.Pendinginan cairanmagma itu menyebabkan terbentuknya
batuan.Batuanseperti itu disebut batuan korok. Contoh batuan beku korokadalah
granit posfer dan diorit.
Batuan Endapan (Sedimen)Batuan endapan terbentuk
karena adanyaperistiwa pelapukan (perombakan) batuan dipermukaan bumi.Hasil
pelapukan tersebutberupa butiran-butiran yang
bermacammacamukurannya.Butiran-butiran hasil pelapukan adayang menumpuk di
tempatnya dan ada yangterangkut oleh air atau angin.Setelahmengendap cukup
lama, butiran-butiran tersebutmenyatu dan terbentuklah batuan endapan
Batuan Malihan (Metamorf)Batuan malihan terjadi
karena metamorfosis (proses malih) batuandalam kerak bumi.batuan ini dapat
terjadi dalam waktu yanglama akibat tekanan dan suhu yang. tinggi. Tekanan yang
tinggidisebabkan oleh tindihan batuan di atasnya, sedangkan suhuyang tinggi
disebabkan oleh kedekatan atau persentuhan denganmagma.Batuan endapan atau beku
dapat berubah menjadibatuan malihan.Contoh batuan endapan yang malih
menjadibatuan metamorf.antara lain:1. batu pualam atau marmer, berasal dari
batu gamping;2. sabak atau batu tulis, berasal dari serpih3. grafit (bahan
pensil), berasal dlari karbon;4. kuarsit, berasal dari batu pasir;5. antrasit,
berasal dari batu bara.
Pelapukan Batuan Batuan penyusun kerak bumi dapat
berubah menjadi tanah setelah mengalami pelapukan.Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa batuan merupakan balran dasar tanah.Pelapukan batuan terjadi
sebagai akibat perubahan iklim, cuaca.kelembapan udara. gerak angin. aliran
air, dan sinar matahari. Proses ini berlangsung sangat lama.
Akibatnya.batuan-batuan dapat melapuk menjadi tanah.Dalam proses tersebut,
bahan-bahan penyusun tanah mengalami pelapukan atau penguraian
sehinggaterbentuk tubuh tanah. Tubuh tanah terdiri dari beberapa lapisan,
antara lain lapisan tanah humus, tanah lempung dan pasir, batuan lunak, dan
batuan keras. Lapisan tanah humus (lapisan paling atas) merupakan lapisan yang
paling subur karena tanahnya gembur dan terdapat mineral-mineral yang
diperlukan oleh tanaman. Karena letaknya paling atas, lapisan tanah humus akan
terkikis lebih dulu jika terjadi hujan. Peristiwa pengikisan tanah disebut
erosi tanah. Selain mengikis lapisan tanah humus, aliran air pada daerah yang
miskin tumbuhan juga mengikis tanah.
Sumber : http://id.wikipedia.org
Sumber : http://id.wikipedia.org
SOCIALIZE IT →